Idola Tetaplah Idola

                    Hasil gambar untuk prestasi owi butet
                                                         sumber gambar: google



Idola Tetaplah Idola
Akan banyak deskripsi jika berbicara tentang mengidolakan. Fans  adalah sebutan bagi seseorang yang menyukai seorang tokoh tertentu. Fans akan mencari tahu segala hal tentang idolanya. Tentunya, tidak semua tokoh bisa mempunyai fans. Tokoh tersebut haruslah mempunyai kelebihan berupa prestasi maupun karya yang membanggakan.
Salah satu tokoh yang dapat dikatakan pantas menyandang status idola adalah atlet. Indonesia tidak kekurangan atlet berprestasi di bidang masing-masing. Namun, boleh dikatakan cabang bulutangkislah yang saat ini lebih sering menyumbang prestasi. Berbicara mengenai bulutangkis, nama Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad pasti tidak akan terlupa. Pasangan ganda campuran nomer satu Indonesia ini dapat dikatakan pasangan senior yang sarat pengalaman. Banyak prestasi yang sudah dikantongi mereka. Tentu saja yang paling diingat ketika pasangan ini menjadi juara dunia 2 kali, yakni tahun 2013 dan 2017. Tidak hanya itu, pasangan yang telah bersama sejak 2010 itu juga beberapa kali mengantongi gelar pada tahun 2017. Gelar itu antara lain, Indonesia terbuka dan Perancis terbuka. Torehan inilah yang membuat mereka berhak tampil di Dubai Superseries final.
Patut diingat Owi/Butet tidak lagi muda. Namun, merekalah yang selalu berada di garis depan ketika ada turnamen-turnamen. Merekalah yang selalu menjadi tumpuan Indonesia, khususnya di sektor ganda campuran. Lalu kemanakah junior Owi/Butet? Mereka semua ada, namun semangat juangnya masih di bawah Tontowi dan Lilliyana. Sempat terbersit di pikiran, sampai kapan Owi/Butet akan selalu jadi tumpuan prestasi? Jawabannya masih mengambang. Seakan sudah bosan atau justru kasihan, karena ketika melihat turnamen bulutangkis, pasti Owi/Butet lagi, Owi/Butet lagi yang melaju lebih dari babak pertama.
Mereka telah menjadi idola sejati. Prestasi mereka justru seakan menyentil pelapis mereka yang tak kunjung dapat menunjukkan diri. Oleh karena itu, untuk saat ini, menang atau kalah, mereka tetaplah idola. Prestasi yang mereka berikan untuk Indonesia jauh lebih diingat daripada saat mereka kalah dalam satu pertandingan. Seperti malam ini, (16/12/2017) ketika mereka kalah dari pasangan Tiongkok ( Zheng Siwei/ Chen Qing Chen) di Dubai Superseries final pada babak semifinal. Bukan cacian yang didapat, melainkan ucapan terimakasih dan semangat. Terimakasih untuk perjuangannya bagi Indonesia dan semangat untuk selalu menjadi bagian penting bagi cabang bulutangkis Indonesia. Mengapa demikian? Itu karena mereka adalah idola. Idola tetaplah idola.
(Terimakasih Owi dan Ci Butet)..

Komentar