Menyibak surya itu dengan lumuran darah..
Bermandikan tetes gairah yang tak tentu arah..
Dia menunggumu disini…
Dengan pecut yang setia di tangan kiri
Lalu,
kemanakah tangan kanannya???
Tangan
kanannya masih sibuk menimbang sekeping
atau dua keping lagi..
Tangan
kanannya masih asyik merogoh kepingan dan menaruhnya di laci..
Lalu
laci itu dia tutup rapat dengan kunci..
Inikah yang selalu terjadi..
Saat tetes gairah yang tak tentu arah itu pergi..
Hanya sebuah harapan yang berada disisi
Tanpa kepingan di laci..
Hanya sisa mulut manis yang menemani..
“Aku
butuh tangan kananmu,,” kata sang pemilik tetes gairah
Tetapi
dia hanya memandangmu dari atas ke bawah..
Sekali
lagi, kini mata dan dadamu ikut membuncah..
Dan
sekali lagi dia hanya menatapmu dengan gagah…
Kau butuh tetes gairahku..
Aku butuh tangan kananmu menyentuhku..
Kenapa kita tak merapat??
Kau dapat, aku juga dapat
JEMBER, 22 September
2014
Komentar
Posting Komentar